Selasa, 10 Februari 2015

Ibu




Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat.

"Nak, kamu memang belum akan mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?" Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang biasa menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita lebih mudah menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan. "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"
Dalam mimpinya, Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayinya yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, kadang ia menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan kekuatan bathin, yang akan membuatnya tetap bertahan, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau kadang tanpa sadar anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya.
Perasaan kasih sayang  ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayinya yang terkantuk menahan lelap. Sentuh kasih sayang yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk mendampingi suaminya, untuk menjadi penyemangat dalam melalui masa-masa sulit, dan menjadi penenang baginya. 


Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dalam  mengujinya dari kesetiaan dan kepercayaan yang diberikan suaminya. agar tetap saling menyayangi dan saling melengkapi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata keikhlasan".

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup, karena di kakinyalah tempat kita menemukan surga.

Kasih ibu sepanjang jalan.. Kasih ibu sejuk seperti embun pagi, menghangatkannya seperti mentari siang, dan menyelimutinya seperti hamparan bintang di malam hari.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar